(Pengen tahu skuad resmi dan nomor punggung dari tim
favortimu di World Cup 2010? Pengen tau pemain mana pakai nomor yang mana?
Daftarnya bisa didownload di sini atau di sini )
Piala Dunia 2010 tinggal seminggu lagi!!!
Menurut jadwal, kick-off pertandingan pembuka antara tuan rumah Afrika Selatan vs Meksiko bakal berlangsung tanggal 11 Juni 2010, atau bersamaan dengan hari terakhir UAS di kampus saya. Merayakan hari ‘kemerdekaan’ (setelah semua tugas dan proyek gila semester ini) dengan menyambut pesta bola terbesar tahun ini, rasanya lengkap banget. Soal Piala Dunia ini entah kenapa kok kayaknya efek ‘halo’nya tidak sebesar perhelatan sebelum-sebelumnya, terutama yang diselenggarakan sebelum millennium baru.
Dulu saya inget banget waktu tahun 1994, saya masih TK dan gaung World Cup USA menggila dimana-mana. Tahun 1998 juga begitu, saya waktu itu udah kelas 3 SD dan merasa udah cukup umur untuk begadang nonton bola. World Cup France saat itu benar-benar terasa efeknya di kehidupan sehari-hari jauh sebelum event digelar. Aneh sih, padahal popularitas sepak bola jelas tidak mungkin berkurang dan antusiasme para gibol sedunia untuk mengikuti event ini tetep tinggi. Salah satu penyebabnya kemungkinan adalah kemajuan teknologi yang semakin gila-gilaan, jadi sebagian para gibol di era sekarang lebih cenderung mencurahkan kegilaan mereka di dunia maya.
Whatever, pesta bola empat tahunan kali ini masih masuk kategori wajib diikuti, walau bagi orang yang bukan penggemar bola. Untuk pertama kalinya diadakan di benua Afrika dengan pertaruhan terbesar di segi keamanan, Piala Dunia kali ini kehilangan sejumlah bintang dengan berbagai alasan seperti cedera (Ballack, Essien, Ferdinand, dll) ataupun alasan teknik dari pelatih (Nistelrooy, Ronaldinho, Kuranyi, Cambiasso, dll). Tapi memang itu bumbu menarik dari event ini, soalnya juga kalo dipikir tiap Piala Dunia digelar pasti ada aja bintang yang absen. Hal lain yang patut ditunggu adalah kemunculan bintang lapangan baru, kiprah Negara-negara underdog (gibol sejati pasti selalu berharap Negara-yang-lebih-lemah berhasil membuat kejutan dengan menjungkalkan raksasa) sampai negara mana akhirnya yang berhasil menorehkan sejarah dengan merebut gelar juara dunia.
Kembali ke judul postingan kali ini, saya ingin membahas tema khusus tentang pemain bernomor punggung 10. Buat yang belum tau, nomor punggung 10 adalah nomor yang dianggap paling prestisius dalam sepak bola. Penyandang nomor 10 biasanya dianggap memiliki skill dan charisma yang menonjol jika dibandingkan dengan rekan setim lainnya. Pemain yang memakai nomor punggung 10 biasanya sudah disegani duluan oleh lawan (berdasarkan pengalaman pribadi nih), bahkan sebelum permainan dimulai karena anggapan umum bahwa pemakai nomor ‘keramat’ itu adalah kartu truf bagi sebuah tim.
Piala Dunia 2010 tinggal seminggu lagi!!!
Menurut jadwal, kick-off pertandingan pembuka antara tuan rumah Afrika Selatan vs Meksiko bakal berlangsung tanggal 11 Juni 2010, atau bersamaan dengan hari terakhir UAS di kampus saya. Merayakan hari ‘kemerdekaan’ (setelah semua tugas dan proyek gila semester ini) dengan menyambut pesta bola terbesar tahun ini, rasanya lengkap banget. Soal Piala Dunia ini entah kenapa kok kayaknya efek ‘halo’nya tidak sebesar perhelatan sebelum-sebelumnya, terutama yang diselenggarakan sebelum millennium baru.
Dulu saya inget banget waktu tahun 1994, saya masih TK dan gaung World Cup USA menggila dimana-mana. Tahun 1998 juga begitu, saya waktu itu udah kelas 3 SD dan merasa udah cukup umur untuk begadang nonton bola. World Cup France saat itu benar-benar terasa efeknya di kehidupan sehari-hari jauh sebelum event digelar. Aneh sih, padahal popularitas sepak bola jelas tidak mungkin berkurang dan antusiasme para gibol sedunia untuk mengikuti event ini tetep tinggi. Salah satu penyebabnya kemungkinan adalah kemajuan teknologi yang semakin gila-gilaan, jadi sebagian para gibol di era sekarang lebih cenderung mencurahkan kegilaan mereka di dunia maya.
Whatever, pesta bola empat tahunan kali ini masih masuk kategori wajib diikuti, walau bagi orang yang bukan penggemar bola. Untuk pertama kalinya diadakan di benua Afrika dengan pertaruhan terbesar di segi keamanan, Piala Dunia kali ini kehilangan sejumlah bintang dengan berbagai alasan seperti cedera (Ballack, Essien, Ferdinand, dll) ataupun alasan teknik dari pelatih (Nistelrooy, Ronaldinho, Kuranyi, Cambiasso, dll). Tapi memang itu bumbu menarik dari event ini, soalnya juga kalo dipikir tiap Piala Dunia digelar pasti ada aja bintang yang absen. Hal lain yang patut ditunggu adalah kemunculan bintang lapangan baru, kiprah Negara-negara underdog (gibol sejati pasti selalu berharap Negara-yang-lebih-lemah berhasil membuat kejutan dengan menjungkalkan raksasa) sampai negara mana akhirnya yang berhasil menorehkan sejarah dengan merebut gelar juara dunia.
Kembali ke judul postingan kali ini, saya ingin membahas tema khusus tentang pemain bernomor punggung 10. Buat yang belum tau, nomor punggung 10 adalah nomor yang dianggap paling prestisius dalam sepak bola. Penyandang nomor 10 biasanya dianggap memiliki skill dan charisma yang menonjol jika dibandingkan dengan rekan setim lainnya. Pemain yang memakai nomor punggung 10 biasanya sudah disegani duluan oleh lawan (berdasarkan pengalaman pribadi nih), bahkan sebelum permainan dimulai karena anggapan umum bahwa pemakai nomor ‘keramat’ itu adalah kartu truf bagi sebuah tim.
Karena itu, biasanya nomor punggung 10 tidak diberikan kepada sembarang pemain, apalagi peman cadangan. Selain itu, nomor punggung 10 identik dengan pemain yang mampu mengubah hasil pertandingan dan mengkreasi gol dengan aksi individunya. Karena itu nomor punggung 10 hampir selalu dipakai oleh pemain dengan attacking role, baik itu striker, second striker, winger, attacking midfielder, ataupun playmaker. Sebagian besar pemain legendaris di dunia juga sangat identik dengan nomor 10, termasuk dua orang living legend yang paling diakui kehebatannya sampai saat ini: Pele dan Maradona.
Pemain yang memakai nomor punggung 10 bisa jadi merupakan pemain yang paling dibenci supporter lawan dan paling dipuja oleh supporter sendiri. Bahkan dalam beberapa kasus ada dua pemain yang merasa layak mendapat nomor punggung 10 dan memperebutkannya, seperti kasus Totti dan Del Piero di Piala Dunia 2002. Nomor 10 memiliki aura dan prestise tersendiri, bahkan cenderung menjadi ikon tim. Namun apabila pemain tersebut bermain jelek, hujatan yang diterima bisa benar-benaparah. Terpilih memakai nomor 10 di level klub adalah kebanggaan, maka tidak bisa dibayangkan kehormatan setinggi apa yang diterima seorang pemain jika memakai nomor punggung 10 di level Tim Nasional sebuah Negara… Itu artinya dia diakui sebagai ‘yang terbaik diantara yang terpilih’.
Dan jika pemain tersebut memakai nomor punggung 10 untuk negaranya di level Piala Dunia, itu adalah penghargaan tertinggi bagi seorang pemain dalam karirnya. Karena itulah, saat ini saya ingin membahas tentang 32 pemain istimewa yang terpilih menjadi pemakai nomor keramat ini bagi negaranya di Piala Dunia 2010.
By the way, sebenernya saya mau bikin tulisan ini udah lama, tapi tertunda terus gara-gara FIFA tidak kunjung merilis daftar resmi pemain dan nomor punggung peserta Piala Dunia. Bahkan daftar tersebut baru keluar tanggal 4 Juni kemaren… Cukup mepet, padahal seinget saya di Piala Dunia sebelum-sebelumnya tidak semepet ini pengumuman skuadnya. Apalagi tahun 1998, kayaknya sebulan sebelumnya udah keluar itu daftar sampai-sampai buku panduan Piala Dunia menjamur dimana-mana.
Here we go, The choosen one of each country, with number 10 settled in their jersey…
Grup A
Steven Pienaar (Afrika Selatan) : Dengan tidak dipanggilnya Benny McCarthy, Pienaar menjadi pemain yang paling matang dengan pengalamannya di Eropa bersama Ajax, Dortmund, dan Everton. Jadi tidak ada yang mempertanyakan ketika dia ditunjuk jadi pemakai nomor punggung keramat. Pienaar bisa berperan di beberapa posisi sekaligus di lini tengah.
Diego Forlan (Uruguay) : Striker dengan naluri pembunuh yang sangat kuat baik dari kaki maupun kepalanya, terbukti dengan jumlah torehan golnya di Liga Primera bersama Villareal dan Atletico Madrid. Golnya di extra time saat melawan Fulham di final Europa League jadi bukti kematangannya. Duetnya dengan Luis Suarez bakal menjadi kolaborasi menakutkan.
Cuauhtemoc Blanco (Meksiko) : Sudah memperkuat Meksiko sejak tahun 1995, striker veteran ini masih memiliki skill dan kematangan yang dibutuhkan walau usianya tidak muda lagi. Kembali dari setelah sempat mundur dari timnas dan sangat berperan meloloskan Meksiko ke Afsel setelah sempat terancam gagal lolos.
Sidney Govou (Perancis) : Sempat terjerat skandal seks sesaat sebelum musim ini berakhir, pemain yang sudah langganan mengisi posisi winger kanan timnas ini tidak pernah membela klub selain Lyon sepanjang karirnya. Konsistensi permainannya tetap terjaga walau kecepatannya sudah menurun membuatnya tetap memiliki satu tempat di skuad Domenech.
Grup B
Lionel Messi (Argentina) : Tidak perlu dijelasin lagi bagaimana berbahayanya dribble dan shooting Messi, gelar Baloon D’Or dan pemain terbaik dunia adalah buktinya. Salah satu penyerang sayap paling berbahaya di dunia saat ini, sangat mengerikan apabila Messi berada dalam top performance.
Park Chu-Young (Korea Selatan) : Karirnya menanjak sejak bergabung dengan AS Monaco dengan berhasil menembus persaingan skuad inti dan mencetak gol-gol krusial. Korea Selatan berharap banyak padanya dengan pengalaman bermain di Ligue 1. Disebut-sebut sebagai striker terbaik Korea dan disejajarkan dengan legenda Cha Bum-Kun
Ideye Brown (Nigeria) : Bisa dibilang Ideye memakai nomor 10 karena ‘kecelakaan’, karena pemakai sebenarnya yaitu Obi Mikel gagal pulih tepat waktu padahal nomornya sudah didaftarkan. Ideye masih berusia 21 tahun dan belum memiliki caps bersama timnas. Karir Ideye sendiri cukup cepat menanjak karena sudah pernah berkelana di Liga Swiss dan saat ini memperkuat Sochaux.
Georgios Karagounis (Yunani) : Satu-satunya sentuhan kreatif di lini tengah Yunani yang mayoritas diisi gelandang pekerja. Tidak tergantikan sebagai playmaker sejak Yunani menjadi juara Eropa tahun 2004. Selain umpan, tendangan jarak jauhnya juga kerap kali mematikan. Yunani bakal kesulitan menerapkan skema menyerang tanpa Karagounis.
Grup C
Wayne Rooney (Inggris) : Menjadi tumpuan serangan Manchester United dan musim lalu menjalani musim terbaiknya dengan nyaris menjadi top skorer setelah sebelumnya tenggelam dibawah bayang-bayang Cristiano Ronaldo. Tipe striker pejuang yang mengejar bola tanpa lelah dan bisa mencetak gol dengan berbagai cara. Inggris dan MU terbukti mengalami paceklik gol ketika Rooney tidak bisa main.
Rafik Saifi (Aljazair) : Pemain berusia 35 tahun ini adalah legenda Aljazair yang bisa bermain sebagai gelandang serang atau striker. Lebih sering berkutat di liga domestik serta Ligue 1, Saifi harus bisa membuktikan bahwa dia dipilih mengenakan nomor 10 tidak hanya karena faktor senioritas karena di skuad masih ada nama Yebda, Ziani, dan Ghezzal yang secara performa sedang bagus.
Landon Donovan (Amerika Serikat) : Mungkin Donovan adalah pemain paling jenius yang pernah dimiliki Amerika. Sempat bermain di Jerman bersama Munchen dan Leverkusen dan menunjukkan permainan impresif bersama Everton musim lalu, Donovan menunjukkan skill dan visi permainan yang bagus. Saat ini dipercaya sebagai kreator utama serangan tim seiring konsistensi permainannya.
Valter Birsa (Slovenia) : Masih berusia 23 tahun dan sudah pernah menyabet penghargaan pemain terbaik Slovenia, adalah salah satu bukti bahwa Birsa merupakan salah satu talenta terbaik yang dimiliki Slovenia setelah era Zlatko Zahovic. Birsa lebih berperan sebagai playmaker yang membuka peluang bagi penyerang utama untuk mencetak gol, baik di Auxerre maupun di timnas.
Grup D
Lukas Podolski (Jerman) : Menjadi pemain muda terbaik Piala Dunia 2006, sinar Podolski perlahan meredup setelah bergabung dengan Munchen. Setelah kembali ke Koeln musim lalu pun Podolski mengalami kesulitan dalam mencetak gol. Sangat disayangkan apabila nomor punggung 10 timnas Jerman ini hanya menjadi benchwarmer.
Dejan Stankovic (Serbia) : Bergelimang gelar di Italia bersama Lazio dan Internazionale, Stankovic dipercaya menjadi komandan lini tengah Serbia. Determinasi dan naluri menyerang Stankovic tidak perlu diragukan lagi dan bisa jadi sangat mengerikan jika dikombinasikan dengan bintang-bintang muda di lini tengah Serbia seperti Tosic, Krasic, dan Kuzmanovic.
Harry Kewell (Australia) : Winger yang sangat berbahaya di masa keemasannya bersama Leeds dan Liverpool. Kaki kiri Kewell memiliki sentuhan magis walau kini agak tenggelam bersama Galatasaray karena sering cedera. Kewell diharapkan mampu menyeimbangkan transisi di skuad Australia yang banyak diisi nama baru, berharap mengulang kesuksesan di era Hiddink.
Stephan Appiah (Ghana) : Dengan cedera panjang yang mendera Essien, mau tak mau Ghana harus bergantung pada Stephan Appiah sebagai pemain paling berpengalaman di lini tengah. Pemain yang sempat membela Juventus dan Fenerbahce ini diharapkan bisa menemukan lagi performa terbaiknya dan menjadi filter serangan pertama bagi pertahanan Ghana.
Grup E
Wesley Sneijder (Belanda) : Sulit membayangkan Internazionale bisa meraih treble tanpa andil dari Sneijder. Dia adalah kreator utama dari serangan Inter dan dari umpannya seringkali terlahir gol krusial bagi Inter. Keberadaannya di timnas Belanda menjadi momok tersendiri karena di sana sudah ada gelandang berbahaya lain seperti van Bommel, van der Vaart, Afellay, dan winger eksplosif Robben.
Shunsuke Nakamura (Jepang) : Walau mengalami masa sulit di Espanyol musim lalu, Nakamura tetap menjadi legenda bagi sepakbola Jepang dan Glasgow Celtics. Mengawali karir Eropa di Reggina, Nakamura terkenal memiliki akurasi kaki kiri yang sangat bagus, baik umpan maupun shootingnya. Kejeliannya membaca permainan bisa meningkatkan kualitas serangan Jepang.
Martin Jorgensen (Denmark) : Menjadi legenda di Udinese sebelum pindah ke Fiorentina dan AGF. Di usia yang senja, Jorgensen masih bisa bersaing di lini tengah timnas Denmark. Mungkin pergerakan dan daya serangnya sudah tak seberbahaya masa jayanya dulu, tapi Denmark sepertinya memang masih cenderung memanggil pemain veteran seperti Gronkjaer, Rommedahl, dan Tomasson.
Achille Emana (Kamerun) : Nomor 10 yang diberikan kepada Emana sepertinya tidak terlalu menunjukkan kualitas, karena di timnas Kamerun sendiri saat ini yang memegang posisi striker inti adalah Eto’o dan Webo. Emana sendiri yang juga bisa diposisikan sebagai gelandang hanya bermain di Segunda Division bersama Real Betis.
Grup F
Antonio Di Natale (Italia) : Di Natale termasuk telat masuk timnas. Pemain yang besar di Empoli ini menggebrak hegemoni dengan keluar menjadi capocanonieri Serie A musim lalu, padahal klub yang dibelanya, Udinese, hanyalah klub medioker. Meski begitu, Di Natale harus berjuang keras untuk menembus ketatnya persaingan lini depan Italia yang diisi pemain dengan kualitas setara.
Chris Killen (Selandia Baru) : Killen adalah striker paling berpengalaman yang dimiliki oleh Selandia Baru, dia pernah merumput bersama Hibernian, Glasgow Celtics, dan terakhir Middlesbrough. Dia sempat menjadi sorotan setelah membobol gawang Italia dua kali saat negaranya kalah 3-4 di partai uji coba. Rasio golnya di timnas cukup bagus, 18 gol dari 31 pertandingan (Mei 2010)
Edgar Benitez (Paraguay) : Salah satu rising star Paraguay yang oleh public local dijuluki The Bird karena kecepatannya ketika berlari membawa bola. Memulai debut di usia 17 tahun dan langsung membantu Libertad meraih gelar juara. Sayang saat ini Benitez harus lebih bersabar karena Paraguay melimpah stok striker berkualitas seperti Cardozo, Santa Cruz, Haedo Valdez, dan yang terbaru Barrios.
Marek Sapara (Slovakia) : Bermain di sisi kanan, oleh public Slovakia Sapara dijuluki sebagai Beckham-nya Slovakia karena crossing dan tendangan bebasnya. Pemain yang baru saja pindah ke Ankaragucu dari Rosenborg ini akan menjadi kombinasi menarik dengan pemain muda potensial yang dimiliki Slovakia, seperti Stoch dari Chelsea, Hamsik dari Napoli dan Weiss dari Manchester City.
Grup G
Kaka (Brazil) : Menjadi legenda di AC Milan namun tenggelam ketika memperkuat Real Madrid. Meski begitu, tidak ada yang meragukan kualitas Kaka sebagai salah satu penyerang lubang terbaik yang pernah ada. Dribblenya simple tapi efektif, tendangannya juga sulit dibaca. Jika performa Kaka kembali seperti saat memperkuat AC Milan, Brazil akan semakin dekat dengan gelar keenam.
Gervinho (Pantai Gading) : Menjadi kapten di timnas U-21 Pantai Gading. Talentanya diakui oleh Arsenal dan Tottenham yang sempat berencana merekrutnya. Saat ini striker yang bergabung dengan Lille ini hanya kurang beruntung tidak bisa terlalu menunjukkan kemampuannya karena harus bersaing dengan striker yang lebih berpengalaman seperti Drogba, Kalou, Dindane dan Kader Keita.
Hong Yong-Jo (Korea Utara) : Hong adalah golden boy bagi timnas Korea Utara. Pemain yang sempat merumput di Serbia sebelum sekarang memperkuat FK Rostov di Rusia ini termasuk goal-getter utama Korea Utara bersama Jong Tae-Se. Saat ini sudah memiliki 65 caps (Mei 2010), menunjukkan betapa Hong menjadi harapan bagi Korea Utara untuk mengulang prestasi gemilang 44 tahun lalu.
Danny (Portugal) : Karir Danny meroket setelah pindah ke Zenith St. Petersburg. Sebelumnya karir pemain ini hanya berkutat di Maritimo dan Sporting. Namanya mulai sering didengar ketika mencetak gol kemenangan Zenith saat melawan Manchester United. Saat ini diragukan apakah Danny bisa menembus skuad inti dengan komposisi lini depan Portugal saat ini.
Grup H
Cesc Fabregas (Spanyol) : Dia adalah nyawa lini tengah Arsenal yang sedang mati-matian diburu Barcelona. Usianya tidak mencerminkan kematangan serta skillnya yang komplet sebagai gelandang serang. Kualitas umpan dan pergerakannya yang sering mengejutkan sangat dibutuhkan Spanyol untuk mengawinkan gelar Eropa dan gelar Dunia. Diharapkan bisa sembuh tepat waktu di Piala Dunia.
Julio Cesar De Leon (Honduras) : Playmaker yang diandalkan Honduras dengan style Italia-nya. De Leon sudah merasakan hampir seluruh divisi di Italia karena sudah bertahun-tahun berkarir di sana. Saat ini, pemain yang dijuluki Rambo ini membela Torino dan memiliki beban berat untuk mengkreasi serangan Honduras, dibantu duet Premiership, Palacios dan Figueroa serta ex striker Internazionale Suazo.
Blaise N’Kufo (Swiss) : Striker kelahiran Kongo ini sudah berusia 35 tahun ini merupakan top skorer sepanjang masa bagi FC Twente dan menjadi idola fans. Sempat absen 5 tahun dari timnas saat Jakob Kuhn berkuasa, N’Kufo kembali ke timnas tahun 2007 dan menolong Swiss lolos ke Piala Dunia. Bisa dipastikan dia menjadi pilihan utama Hitzfield di lini depan bersama Frei.
Jorge Valdivia (Chile) : Perjalanan karir gelandang yang satu ini sangat berwarna, mulai dari Chile, Spanyol, Swiss, Brazil, dan sekarang di UAE. Valdivia adalah pemain tak tergantikan yang selalu bermain di seluruh pertandingan kualifikasi. Sempat terbuang dan diskorsing dari timnas di tahun 2007, Valdivia terbukti sukses beradaptasi kembali dengan tim.
Oke, sudah lengkap 32 pemain yang terpilih menjadi pemakai nomor punggung 10 di Piala Dunia mendatang. Yah... Tidak semua sih jadi kartu truf dan pemain kunci buat timnas masing-masing, tapi setidaknya yang pakai nomor tersebut punya peranan khusus di timnas, bukan cuma sekedar pelengkap aja. Yang jelas, memakai jersey nomor 10 di event sekelas Piala Dunia sangat membanggakan dan bisa dianggap sebagai pencapaian karir tersendiri...
Oh iya, sebagai bonus saya kasih daftar lengkap skuad resmi dan nomor punggung dari semua tim peserta Piala Dunia 2010. Bisa didownload di sini atau di sini (inilah artinya sharing, berbagi dengan gratis...).
Let's enjoy the World Cup! Let's celebrate the day! This time for Africa!

No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan komentar anda di sini, tidak masalah walau menggunakan ID anonymous.