Saturday, July 24, 2010

Seminggu Setelah Drama di Afrika Berakhir...

Mandela and The Trophy


Pesta bola paling akbar tersebut nggak kerasa udah seminggu berakhir. Segala macam euforia Piala Dunia yang selama sebulan sebelumnya sukses menghipnotis milyaran orang di seluruh dunia perlahan mulai menghilang. Begitu Kapten Spanyol, Iker Casillas, mengangkat trofi Piala Dunia sebagai simbol Spanyol menjadi juara dunia yang baru, saat itu pulalah event empat tahunan ini mencapai klimaks dan resmi berakhir.

Saya sendiri sebelum turnamen berkomitmen untuk nonton SELURUH pertandingan (ya, saya nggak bercanda. SEMUANYA) di Piala Dunia tahun ini. Sebisa mungkin jangan sampai saya kelewatan momen penting di ajang prestisius ini. Awalnya lancar sih, tapi makin kebelakang, kondisi tubuh saya tidak bisa diajak kompromi, sehingga saya kelewatan lumayan banyak pertandingan putaran kedua dan ketiga di fase penyisihan. Untunglah di fase knockout saya tidak kelewatan satu pertandingan pun, kecuali Belanda vs Brazil yang bisa dianggap miss karena saya nontonnya putus-putus via streaming waktu menginap di kampus preparing seminar. Selebihnya saya tonton secara komplit.

Setelah nonton sekian banyak pertandingan, saya jadi punya perbandingan dan pandangan baru. Meskipun judulnya "World Cup", jangan dikira seluruh pertandingannya berlangsung seru dan ketat. Cukup banyak pertandingan yang berlangsung membosankan, terutama di putaran pertama kualifikasi (lebih jauh baca disini). Beberapa bahkan saking parahnya, menurut saya nggak lebih seru daripada pertandingan ISL (Liga Indonesia, buat yang nggak tau singkatannya) yang biasa saya tonton tiap pekan sebelum World Cup. 


Walau begitu, ada beberapa partai seru menguras emosi yang menyuguhkan drama dan epic khas Piala Dunia. Bagaimanapun juga ini adalah World Cup, event yang memiliki pressure dan exposure berkali-kali lipat dari pertandingan biasa. Kesalahan dan kekalahan yang terjadi di event ini bisa menimbulkan penyesalan dan hujatan puluhan kali lipat dibandingkan apabila terjadi di pertandingan reguler biasa. Begitu juga sebaliknya. Karena itulah, beberapa pertandingan yang akan saya sebutkan di bawah ini juga menyajikan drama yang terasa jauh lebih mendebarkan dibandingkan pertandingan biasa. Berikut ini adalah beberapa pertandingan pilihan saya, yang menurut saya layak disebut berkelas dan patut dikenang sebagai hall of fame dari World Cup 2010. Here we go...

Saturday, June 19, 2010

3 Hal yang Membuat World Cup 2010 Membosankan



Setelah wasit Howard Webb asal Inggris meniupkan peluit tanda berakhirnya pertandingan Spanyol lawan Swiss, resmi sudah seluruh tim di World Cup 2010 ini telah memainkan pertandingan pertamanya. Sesuai tekad saya sebelum turnamen dimulai, saya menonton 16 pertandingan tersebut, seluruhnya. Yah... Walau nggak selalu full-time sih, paling jelek nonton siaran tunda satu babak. Jujur, setelah saya menonton semua laga pertama penyisihan grup, saya akui kalau saya berekspektasi terlalu tinggi pada Piala Dunia ini. Dengan menyesal harus saya bilang bahwa separuh lebih pertandingan di putaran pertama kualifikasi grup ini berlangsung MEMBOSANKAN. Mengapa?

Sunday, June 6, 2010

Nomor Punggung 10 di World Cup 2010, Siapa Aja?


(Pengen tahu skuad resmi dan nomor punggung dari tim favortimu di World Cup 2010? Pengen tau pemain mana pakai nomor yang mana? Daftarnya bisa didownload di sini atau di sini )

Piala Dunia 2010 tinggal seminggu lagi!!!

Menurut jadwal, kick-off pertandingan pembuka antara tuan rumah Afrika Selatan vs Meksiko bakal berlangsung tanggal 11 Juni 2010, atau bersamaan dengan hari terakhir UAS di kampus saya. Merayakan hari ‘kemerdekaan’ (setelah semua tugas dan proyek gila semester ini) dengan menyambut pesta bola terbesar tahun ini, rasanya lengkap banget. Soal Piala Dunia ini entah kenapa kok kayaknya efek ‘halo’nya tidak sebesar perhelatan sebelum-sebelumnya, terutama yang diselenggarakan sebelum millennium baru. 


Tuesday, March 9, 2010

Arema, Campione D'Inferno! (Arema Juara Paruh Musim)

Tulisan ini sebenarnya dipublikasikan pada tanggal 9 Maret 2010 di blog Blogspot saya yang lama. Blog tersebut kini sudah lenyap bersama dengan dihapusnya blog lama saya tersebut, dan tulisan ini adalah satu dari sedikit tulisan di sana yang masih terselamatkan. Namun demi alasan romantisme, maka saya tetap menggunakan tanggal tersebut sebagai tanggal posting di blog recovery saya ini. For the sake of more nostalgic feelings...


******************

Ketika ISL musim ini dimulai, apa ada yang berani memprediksi Arema jadi juara paruh musim?

Kebanyakan orang mungkin bakal lebih menjagokan tim-tim mapan dengan skuad bertabur bintang macam Persib, Sriwijaya, Persipura, Persisam, dan Persija. Jujur, saya sendiri, sebagai Aremania yang lahir besar di Malang dan sudah memperhatikan sepak terjang Arema sejak cukup lama, tidak berani berekspektasi tinggi musim ini. Persiapan pra-musim Arema sangat tidak matang--kalau tidak mau dibilang amburadul. Berawal dari hengkangnya PT Bentoel yang selama beberapa tahun terakhir menjadi backup utama Arema, kondisi tim menjadi terkatung-katung dengan susunan pengurus yang tidak jelas. Bahkan sempat muncul wacana-wacana "mengerikan" seperti merger dengan Persema atau pindah home base, meskipun akhirnya wacana-wacana tersebut tidak menjadi kenyataan.